Rinda Salmun lulus dengan gelar sarjana di bidang Seni Rupa dari Institut Teknologi Bandung, Indonesia, di mana ia berspesialisasi dalam bidang seni lukis dan estetika. Meskipun fashion selalu menjadi salah satu minat terbesarnya, di mana, ia akan menggunakan beberapa elemen yang dipengaruhi mode ke dalam lukisannya. Dia kemudian menyelesaikan gelar Magister Fashion di Ravensbourne College, London. Pengalaman Rinda termasuk bekerja di industri fashion di Indonesia, Singapura, dan London. Dari Giles Deacon, Giorgio Armani, Natascha Stolle untuk Fashion East. Karyanya dipilih dan dibedakan di beberapa acara mode global bergengsi, seperti Fashion Mavericks selama London Fashion Week 2010 dan Ringstassen Gallerien Award di Wina dengan NotJustALabel.com, pertunjukan kolektif di Jakarta Fashion Week, Indonesia Fashion Week, Long Angeles Fashion Week, Taipei in Style, Malaysia Fashion Week, dan proyek lintas industri kolaboratif lainnya dengan merek pemimpin industri terkemuka di Indonesia. Selain itu, koleksi Rinda juga ditampilkan di beberapa publikasi termasuk buku Alt Cramer's Fashion: 2, sebagai salah satu desainer untuk ditonton di masa depan.

Pengalaman

Rinda Salmun adalah label busana siap pakai wanita premium yang pertama kali didirikan pada 2010 dan berpusat di Jakarta, Indonesia. Objektivitas Rinda untuk menciptakan dan bereksperimen pada bentuk seni melalui media pakaian. Sebagai pelukis dan perancang, inspirasi Rinda berasal dari perpaduan antara dunia seni rupa dan mode dengan pengaruh tren mode kontemporer yang diterapkan pada eksperimen warna, koneksi garis dan bentuk tebal yang kuat, ilustrasi pada cetakan kain dalam gaya. , yang menonjolkan kurva perempuan dan biasanya dengan mengungkapkan cukup hanya pada imajinasi; tegang-gerah namun trendi dan modern-konservatif. Koleksi Rinda Salmun juga mendefinisikan cara pakaian bisa sekaligus kuat, berani, dan agak maskulin, tetapi juga manis dan feminin. Baru-baru ini, merek tersebut bertujuan untuk menggabungkan pendekatan yang lebih berkelanjutan dan oleh karena itu mengintegrasikan pengembangan baru kain pengrajin dari limbah tekstil di dalam studio dari koleksi dan proyek sebelumnya, bersama dengan limbah dari CMT lokal ke dalam bahan anyaman baru dalam praktik tenun tradisional yang dibuat oleh pengrajin lokal Magelang, Jawa Tengah.